Asy-Syaikh Al-'Utsaimin ghafarallahu lahu ditanya: Bolehkah mempelajari ilmu hanya melalui kitab-kitab, bukan kepada para ulama, khususnya jika ia mengalami kesulitan untuk mempelajari ilmu tersebut dari mereka, karena jarangnya (sedikitnya) jumlah mereka. Bagaimana pendapat anda dengan ucapan seorang yang menyatakan, "Barangsiapa yang syaikhnya adalah kitab, maka kekeliruannya lebih banyak daripada kebenarannya?"
Beliau rahimahullah menjawab:
Tidak diragukan bahwa ilmu bisa diraih dengan jalan menimbanya dari para ulama atau dari kitab-kitab. Karena kitab seorang ulama adalah ulama itu sendiri, ia akan berdialog denganmu dengan kitabnya tersebut. Apabila ia tidak (bisa) menuntut ilmu melalui seorang ulama, maka ia (bisa) menuntut ilmu melalui kitab-kitab. Tapi perolehan ilmu lewat jalan para ulama lebih dekat (efektif) dibandingkan perolehan ilmu lewat kitab.
Karena orang yang memperoleh ilmu melalui jalan kitab lebih melelahkannya dan membutuhkan usaha yang sangat keras, kendati demikian terkadang tersamarkan beberapa perkara bagi orang tersebut, seperti pada kaidah-kaidah syari'at dan patokan-patokannya yang telah dirumuskan oleh para ulama. Jadi, ia harus mempunyai seorang ulama yang dijadikan rujukan sebatas kemampuannya.
Adapun ucapan mereka: "Barangsiapa penuntunnya adalah kitabnya maka kekeliruannya lebih banyak dari kebenarannya." (Pernyataan) ini tidak benar secara mutlak dan tidak juga salah secara mutlak. Adapun orang yang mengambil ilmu dari kitab manapun yang dia lihat dari manapun, tidak diragukan lagi dia akan banyak terjerumus pada kekeliruan.
Adapun orang yang berpedoman dalam proses belajarnya pada kitab-kitab yang disusun oleh para ulama yang sudah dikenal ketsiqahannya (terpercaya), sifat amanah, dan keilmuannya. Hal tersebut tidak akan banyak kesalahannya, bahkan bisa jadi dia mencocoki kebenaran pada kebanyakan ucapannya.
* * *
Asy-Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullah ditanya: Apa yang anda nasehatkan kepada seseorang yang ingin menuntut ilmu syariat akan tetapi keberadaannya jauh dari ulama dan diketahui bahwa ia memiliki sejumlah kitab-kitab di antaranya kitab-kitab ushul dan kitab-kitab mukhtasharat (ringkasan/pendek)?
Beliau rahimahullah menjawab:
Saya nasehatkan kepada orang itu untuk terus tekun (konsisten) dalam menuntut ilmu dan memohon pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla kemudian meminta bimbingan para ulama. Sebab, pada hakekatnya seseorang yang belajar melalui bimbingan seorang ulama akan dapat menghemat waktu daripada dia menelaah sendiri sejumlah kitab dan mendapati beragam pendapat di dalamnya.
Saya tidak mengatakan sebagaimana orang yang mengatakan bahwa seseorang tidak mungkin memperoleh ilmu kecuali melalui seorang ulama (syaikh). Ini tidak benar, karena kenyataan yang ada menafikan hal tersebut. Tetapi dengan engkau belajar melalui seorang syaikh, dia akan memberikan penerangan pada jalanmu dan cara tersebut lebih efektif.
147* * *
Asy-Syaikh Al-'Utsaimin juga ditanya: Bisakah kaset rekaman dianggap sebagai suatu jalan untuk memperoleh ilmu dan bagaimanakah cara terbaik untuk bisa menimba manfaat dari kaset rekaman tersebut?
Beliau rahimahullah menjawab:
Tidak ada seorangpun meragukan bahwa kaset rekaman merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan untuk memperoleh ilmu. Kita tidak menafikan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita dengan kaset rekaman ini yang kita telah banyak mengambil manfaat ilmu darinya. Sebab kaset rekaman tersebut dapat mentransfer ucapan ulama kepada kita di manapun kita berada.
Di rumah-rumah kita, boleh jadi didapati adanya keuntungan positif yang kita dapatkan dari seorang ulama, mudah bagi kita untuk mendengarkan ucapan ulama lewat media kaset rekaman tersebut. Kenikmatan ini adalah dari sekian nikmat yang Allah Azza wa Jalla karuniakan kepada kita. Pada hakekatnya (kaset rekaman tersebut) bisa memberikan keuntungan bagi kita atau (sebaliknya) bisa menjadi bencana bagi kita. Sesungguhnya ilmu telah tersebar secara luas melalui media kaset rekaman ini.
Adapun bagaimana caranya untuk mengambil manfaat dari rekaman kaset tersebut, ini kembali pada keadaan orang yang bersangkutan. Di antara manusia ada yang bisa mengambil manfaat dari kaset rekaman tersebut tatkala ia sedang mengendarai mobil. Di antaranya ada yang menyimaknya pada saat dia makan siang, makan malam atau tatkala minum kopi. Yang penting, bagaimana cara menimba manfaat dari kaset tersebut, hal itu kembali kepada diri masing-masing orang. Kita tidak mungkin mengatakan patokan umum dalam hal itu.
Sumber: Tuntunan Ulama Salaf dalam Menuntut Ilmu Syar'i karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin (penerjemah: Abu Abdillah Salim bin Subaid), penerbit: Pustaka Sumayyah, hal. 151,173-174 dan 232-233.
Baca juga:
Asslamu Alaikum,
BalasHapusSaya sangat bersyukur dan berterima kasih atas keterangan diatas, namun saya pernah diingatkan seseorang yang dekat juga dengan ulama bahwa satu huruf saja kita belajar ilmu dari buku tampa guru sama saja belajar dengan syaitan/tidak ada faedahnya.
Mohon masukan dan pendapatnya atas hal tersebut diatas, terima kasih sebelumnya.
Assalamu Alaikum.
Abdul Gani