mau ngiklan disini? klik gambar ini..

Minggu, 25 Maret 2012

Mengapa Semut Suka Bersalaman?

sarang semut raksasa


Charles Robert Darwin, seorang ahli lingkungan alam pernah mengatakan, bila orang sudah disibukkan mengamati dunia binatang, akan lupa segalanya. Apalagi kalau hatinya sudah terpatri pada ulah binatang yang sering lucu dan menggemaskan, akan menemukan kepuasan tersendiri.

Begitulah kalau kita mengamati kehidupan semut kantong madu dan semut hitam. Semut kantong madu (myrmeco systus horti-deorum) mulai dikenal dalam ilmu pengetahuan sejak ditemukan Pablo de Llave, 1832. Keistimewaan yang paling menonjol dari semut ini, perutnya dapat menyimpan makanan pada musim dingin. Selain itu, perutnya aneh, sebab selalu mengembang waktu diisi makanan. Ini bisa dibuktikan waktu ribuan semut pekerja mencari makan di hutan Oak yang banyak madunya.

Mengapa semut suka bersalaman?

Waktu semut bersalaman, mereka sebenarnya sedang berkomunikasi dengan bahasa kimia, bahasa antena, dan bahasa suara. Ini bisa dilihat waktu semut pekerja mencari makan. Mereka mencari makan dengan indra keenam. Bila makanan sudah ditemukan, ia memberitahukan teman-temannya. Anehnya, di tengah jalan ia sering berhenti sebentar bila berpapasan dengan semut lain.

Melacak Jejak

Yang disebut bahasa kimia ialah isyarat yang ditimbulkan cairan kimia (fermon) yang keluar dari tubuh semut. Fermon ini dari kalenjar skersi yang berbeda-beda.

Setiap fermon dapat untuk memberikan isyarat bahwa ada tanda bahaya atau untuk melacak jejak. Semut berkomunikasi dengan bahasa antena untuk minta tolong atau memeriksa jenis koloni atau sarangnya. Waktu semut bersalaman, ada beberapa hal yang dikerjakan. Kalau yang diajak bersalaman itu satu koloni, ia akan mengeluarkan cairan kimia dari dekat rahangnya.

Itu berarti, dengan isyarat ia sedang memberi tahu teman-temannya bahwa di daerahnya ada bahaya atau sarangnya diserang musuh. Kemudian teman-temannya yang tahu dan mendengar ada bahaya, siap siaga lalu menyerang musuh itu.

Kalau yang diajak bersalaman itu masih sesama koloni, berarti salah satu dari dua semut itu ada yang tersesat. Untuk melacak teman-temannya sampai ketemu, ia akan mengeluarkan cairan kimia dari ujung perut. Senyawa kimia ini akan memberikan rangsangan pada indra pengecap serta pencium dan baunya digunakan anggota lain.

Mereka yang sudah tahu saling menunggu sampai semut yang kehilangan jejak bertemu kawan-kawannya. Sewaktu bersalaman dengan semut yang koloninya sama, kalau ada semut yang memukul-mukulkan antena dua kali pada badan semut lain, berarti minta makan. Maka temannya yang baik hati itu akan memuntahkan makanan dari perutnya, lalu menyuapi temannya sampai kenyang.

Namun bila setelah mencium antena, ternyata yang diajak bersalaman itu lain jenis koloninya, maka bisa jadi berabe. Ini terjadi waktu semut hitam nyasar ke sarang semut merah. Mengetahui daerah teritorialnya dijamah, pasukan semut merah akan berang.

Dengan mengeluarkan alat kimia, mereka mengirimkan tanda bahaya kepada semua semut. Kemudian dalam sekejap ribuan pasukan semut merah berdatangan. Mereka menggempur musuh itu. Celakanya, karena peperangan tidak seimbang, semut yang nyasar itu mati.

Hubungan orang dengan semut sejak dulu sudah ada. Namun suatu saat semut sering menjengkelkan orang. Seorang ibu menjadi sebel sebab sewaktu akan membuat minuman, gulanya digerumut semut pudak. Lucunya, walau sudah dihalau, mereka tetap nekat. Celakanya, kalau semut pudak sampai kena tangan, baunya yang tidak sedap itu kalau sudah menempel tangan sukar dihilangi. (HM Pamudji)

Sumber: Tabloid Yunior - Suplemen Suara Merdeka edisi Minggu.

Baca juga:

1 komentar:

  1. wow Jazakallahu khoir, bermanfaat, lebih bagus lagi kl yg melakukan penelitan para pakar Islam

    BalasHapus