mau ngiklan disini? klik gambar ini..

Senin, 27 Mei 2013

Mitos & Fakta: Cegukan, Telinga Berdengung, dan Kedutan


Sangat disayangkan, banyak sekali mitos di masyarakat Indonesia. Bahkan tidak sedikit mitos yang merupakan kesyirikan. Di antara mitos tersebut adalah cegukan. Orang yang mengalaminya diyakini akan tambah besar. Ketika telinga berdengung, dianggap ada orang lain yang membicarakannya. Lain lagi ketika mengalami kedutan pada mata. Seputar katanya dan katanya, bukan dalil yang pasti, adalah penjelasan tentang masalah ini.

Sebenarnya reaksi tubuh tersebut bisa dijelaskan secara medis. Penjelasannya, kita simak berikut ini.

CEGUKAN

Cegukan adalah kontraksi tiba-tiba yang tidak disengaja pada diafragma. Pada umumnya terjadi berulang-ulang setiap menitnya. Udara yang tiba-tiba lewat ke dalam paru-paru menyebabkan glottis (ruang antara pita suara) menutup. Akibatnya muncullah suara hik. Cegukan bisa diakibatkan karena makan makanan yang panas dan pedas, minum air dingin setelah makan makanan panas, makan terlalu berlebihan, makan terlalu cepat, minum alkohol, atau tertawa terlalu keras.

Cegukan yang ringan bisa berlangsung beberapa menit. Untuk mengatasinya ada beberapa cara di antaranya: minum segelas air dingin, menahan nafas, bernafas dalam kantong plastik, minum air putih sambil membungkuk, dan mengatur nafas.

TELINGA BERDENGUNG

Telinga berdengung terjadi karena telinga bagian tengah kemasukan cairan, atau mengalami infeksi, karena alergi pada obat-obat tertentu, atau bisa juga karena kebanyakan kafein. Sebab lain adalah karena mendengar suara yang berisik dan keras. Suara yang terdengar bermacam-macam. Besa dengungan, desisan, raungan dengan tingkat gangguan yang berbeda-beda. Untuk mengatasinya juga berbeda-beda tiap gejalanya. Jika karena kemasukan air, bisa dengan mengeluarkan air tersebut dengan menghadapkan ke bawah bagian telinga yang terkena cairan.

KEDUTAN

Kedutan bisa terjadi karena gangguan pada syaraf. Kedutan adalah petunjuk bahwa tubuh mengalami kelelahan. Hal ini bisa terjadi karena kurang tidur, stres, atau terlalu lama melihat di tempat yang sama. Kedutan sering berlangsung dalam jangka waktu pendek-pendek. Ada juga kedutan yang berlangsung lama. Semua ini berkaitan dengan syaraf. Semakin panjang intensitas waktu kedutan, kemungkinan besar kondisi syaraf bertambah buruk. Walaupun kedutan seringkali tergolong ringan, sebaiknya jangan dianggap remeh sebelum menjadi berat. Untuk mengatasinya cobalah tidur sedikitnya 7 jam setiap hari, kurangi minum kopi, mengompres bagian yang kedutan dengan air hangat.

Jadi, cegukan, telinga berdengung, dan kedutan tidaklah terjadi karena mitos yang beredar di masyarakat. Ketiga kejadian tersebut terjadi karena adanya reaksi tubuh saat terjadi hal-hal tertentu. Jangan sampai mitos yang semacam itu menjadikan pelakunya terjatuh dalam kesyirikan, karena mengaitkan sebab bukan pada musababnya. Semoga yang sedikit ini bisa membantu kaum muslimin dalam menghapus khurafat yang beredar di masyarakat. Dan menjadikan kita sebagai hamba yang menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Amin.

(Penulis: Arif)

Sumber: Majalah Tashfiyah edisi 21 vol. 02 1433 H/2012 M, hal. 59-61.



Follow twitter @fadhlihsan untuk mendapatkan update artikel blog ini.



Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar