Musa 'alaihissalam adalah nabi yang paling utama dari kalangan Bani Israil. Perawakan beliau tinggi dan kekar, rambutnya lebat dengan jenggot panjang putih menutupi dadanya. Beliau merupakan rasul mulia yang memiliki kekuatan sekaligus kesabaran yang menakjubkan.
Al Qur'an dan As-Sunnah telah menceritakan bahwa beliau memiliki pukulan yang amat keras. Di antaranya:
1. Sekali pukul, orang yang kena mati.
2. Ada 6 atau 7 bekas pukulan Nabi Musa pada batu.
3. Mata Malaikat Maut menjadi buta karena dipukul oleh Nabi Musa.
PERTAMA : Dalil Nabi Musa 'alaihissalam memukul orang dengan sekali pukul lalu orang itu mati.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengisahkannya dalam firman-Nya:
"Dan Musa masuk ke sebuah kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi. Yang seorang dari golongannya (bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun, bangsa Qibth yang asli Mesir). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari pihak musuhnya. Lalu Musa meninjunya, dan matilah orang itu." (Al-Qashash: 15)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, bahwa sebenarnya Nabi Musa 'alaihissalam sama sekali tidak bermaksud membunuh orang itu. Nabi Musa hanya ingin menghalau dan mencegahnya saja, hanya semata-mata membela kaumnya. Sehingga beliau pun kemudian menyesali atas kematian orang itu disebabkan pukulannya.
Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaithan. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya)." (Al Qashash: 15)
Lantas Nabi Musa 'alaihissalam pun bertaubat kepada Rabb-nya dan meminta ampun.
Musa mendoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku." Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Qashash: 16)
KEDUA : Dalil Nabi Musa memukul batu
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bani Israil biasa mandi dengan bertelanjang; satu sama lain saling melihat anggota badan temannya. Tetapi Nabi Musa mandi seorang diri.
Mereka mengatakan, "Demi Allah! Tidak ada yang melarang Musa mandi bersama-sama dengan kita kecuali karena dia berpenyakit, buah pelirnya besar."
Pada suatu kali Nabi Musa 'alaihissalam mandi, kainnya diletakkan di atas batu, lalu batu itu melarikan kain Nabi Musa dan beliau menyusulnya sambil berteriak, "Kainku! Kainku! Hai Batu."
Sehingga oleh karena itu, Bani Israil dapat melihat (aurat) Nabi Musa 'alaihissalam lantas mereka berkata, "Demi Allah! Musa tidak berpenyakit apa-apa."
Lalu Nabi Musa mengambil kainnya dan dipukulnya batu itu.”
Abu Hurairah berkata, “Pada batu itu terdapat enam atau tujuh bekas pukulan.”
Dan turunlah ayat yang berkenaan dengan cerita ini,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia orang yang mempunyai kedudukan di sisi Allah." (Al-Ahzab: 69). (HR. Al-Bukhari, 278; Muslim, 2372)
KETIGA : Dalil Nabi Musa memukul mata Malaikat Maut
Al-Imam Al-Bukhari telah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya: Wafatnya Nabi Musa ‘alaihis salam, dari Abu Hurairah bahwa ia radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Malaikat Maut diutus mendatangi Musa ‘alaihis salam. Ketika malaikat itu datang kepadanya, maka Musa pun menempelengnya (hingga buta matanya). Kemudian Malaikat Maut kembali kepada Rabbnya dan berkata, "Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan kematian."
Lalu Allah mengembalikan penglihatan malaikat tersebut dan berkata, "Kembalilah engkau dan katakan kepadanya untuk ia meletakkan tangannya di punggung sapi jantan. Kemudian ia berhak (tetap hidup) sejumlah bulu (dari sapi jantan itu) yang tertutupi tangannya, dengan hitungan satu bulunya merupakan setahun kesempatan hidup."
Musa lalu berkata, "Wahai Rabbku, kemudian apa setelah hitungan itu?’
"Kemudian kematian," jawab Allah.
Musa pun berkata, "Maka sekarang saja (kematianku tanpa diundur lagi)." Selanjutnya Musa berdoa kepada Allah untuk mendekatkan dirinya kepada tanah suci sejarak lemparan batu.”
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu lalu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
'Seandainya aku di sana, maka sungguh akan aku perlihatkan kepada kalian kuburan Musa, (yaitu) di sebelah jalan di gundukan pasir merah’.” (Lihat kitab Shahih Al-Bukhari (1339, 3407) dan Shahih Muslim (2372).
Masya Allah! Kita bisa bayangkan betapa kerasnya pukulan Nabi Musa 'alaihissalam tersebut. Wallahu a'lam bish shawab.
Sumber:
1. Kisah Para Nabi 'alaihimussalam karya Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir, terbitan Pustaka Sumayyah.
2. Tulisan dari Akh Abu Ahmad Ibnu Amir.
Follow twitter @fadhlihsan untuk mendapatkan update artikel blog ini.
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar