Ini adalah sebuah kesaksian dari beberapa orang yang pernah merasakan tubuhnya ditembus peluru dan nyaris kehilangan nyawa oleh karenanya. Mereka akan memberi tahu Anda bagaimana rasanya tertembak.
1. Perasaan Panas dan Basah
Jika Anda melihat di TV jika tertembak badan Anda akan terpental dan terlontar mundur. Tapi yang sebenarnya hal itu tak akan terjadi. Ketika tertembus peluru yang terjadi Anda akan langsung terjatuh. Pertama kali yang akan kamu rasakan adalah PANAS, lalu kamu merasakan Basah. Tubuhmu kesulitan mencerna apa yang baru saja terjadi padamu. Nyeri luar biasa (yang mungkin Anda bayangkan) bukanlah hal pertama yang bakal Anda rasakan saat baru saja tertembak.
2. Shock Berat
Kemudian Anda shock sesaat. Anda merasa bingung, tak percaya apa yang terjadi. Anda bertanya tanya dalam hati, "Apa yang baru saja terjadi?"
3. Kombinasi Adrenaline dan Ketakutan
Anda menyadari Anda sedang tertembak. Kemudian mulai muncul kombinasi antara adrenalin dan ketakutan yang begitu kuat. Anda akan begitu tegang, ketakutan memenuhi Anda, Anda mulai berpikir tentang kematian. Di satu sisi otak Anda dipenuhi dengan insting untuk survive.
4. Anda Tak Merasakan Luka
Anda tidak akan merasakan luka tembak tersebut sampai beberapa detik atau menit terakhir, tergantung pada adrenalin dan ketakutan yang Anda alami. Bahkan ada orang yang tidak meyadari parahnya lukanya selama 30 menit setelah ditembak.
5. Nyeri Luka Mulai Datang
Lalu di titik inilah rasa sakit mulai datang. Anda mulai menyadarinya, nyeri yang berdenyut-denyut datang dari luka Anda. Rasa sakit bisa bertahan sangat lama dan Anda akan merasa sangat menderita. Mungkin di sini Anda akan berteriak kesakitan atau meminta tolong.
6. Anda Menyerah
Anda akan mulai merasa kedinginan, dan mulai menyerah dengan nasib. Anda hanya ingin berisitrahat dan berbaring. Jika luka Anda serius mungkin Anda akan tak sadarkan diri.
7. Jangan Sampai Tertembak!
Jadi jangan sampai Anda tertembak!
Sumber: Lihat.co.id
Follow twitter @fadhlihsan untuk mendapatkan update artikel blog ini.
Baca juga:
Sudah pernah merasakannya belum?
BalasHapus