mau ngiklan disini? klik gambar ini..

Senin, 14 Mei 2012

Bagaimana Burung Bisa Menjatuhkan Pesawat Terbang?

plane


Sebuah media berita mengabarkan tentang jatuhnya pesawat terbang. Laporan awal menyatakan jatuhnya pesawat jet di Sungai Hudson dekat Manhattan, New York, Jumat (16/1/09) WIB disebabkan menabrak sekawanan burung. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin hewan kecil yang terbang sanggup “menjatuhkan” pesawat terbang berbadan besar?

Menurut laporan Bird Strike Committee AS, lebih dari 200 orang tewas di seluruh dunia akibat tabrakan hewan liar dengan pesawat terbang sejak 1988. Lebih dari 5.000 tabrakan dengan burung dilaporkan ke Angkatan Udara AS sejak 2007.

Tabrakan antara pesawat dengan burung yang terbang terjadi ketika pesawat berposisi dekat dengan daratan, artinya menjelang lepas landas atau saat hendak mendarat, ketika mesin jet bekerja pada kondisi penuh.

Menurut laporan LiveScince.com, insiden itu berdampak serius karena ketika burung, biasanya jenis angsa, camar, atau “raptor”, terisap masuk ke mesin jet dan membuat macet baling-baling. Dampaknya, baling-baling tidak berputar sempurna atau macet sama sekali sehingga menyebabkan kegagalan mesin.

Mesin pada pesawat mempunyai daya isap yang sangat kuat. Jika burung tersedot, blades (kumpulan lempengan logam) di mesin pesawat turbo yang tersusun seperti kipas angin bisa patah. Burung jenis belibis atau burung ukuran besar lainnya bisa berbahaya bagi penerbangan. Apabila salah satu lempengan patah, bisa menyepak lempengan lainnya. Hal ini sudah cukup untuk membuat mesin pesawat mati.

Insiden di Sungai Hudson yang menimpa pesawat US Airways dengan nomor penerbangan 1549 (Airbus 320) terjadi saat pesawat hendak lepas landas dengan 150 penumpang dan kru dari Bandara La Guardia di New York dengan tujuan Charlotte, N.C.

Menurut laporan CBS News, insiden itu terjadi karena pesawat menabrak sekawanan angsa yang terbang rendah. Beruntung insiden itu tak menyebabkan korban jiwa.

Pesawat berbadan besar telah disertifikasi untuk tetap bisa terbang meski menabrak burung seberat 4 pound (lebih kurang 2 kg). Namun, sekitar 36 spesies burung di Amerika Utara memiliki bobot lebih dari itu. Bahkan, burung yang lebih kecil lagi seperti jenis jalak, tetap bisa berdampak pada kegagalan mesin.

Semakin besar perbedaan kecepatan pesawat dengan burung, semakin besar pula dampak tabrakan itu terhadap pesawat. Bobot seekor burung juga menjadi faktor, namun faktor terbesar tetap pada perbedaan kecepatan tersebut. Tabrakan dengan sekawanan burung bahkan berdampak lebih buruk, karena menyebabkan kerusakan ganda.

Dale Oderman, profesor di teknologi penerbangan Universitas Purdue Indiana mengatakan, burung bisa sangat berbahaya terhadap penerbangan. Hal itu terutama pada ketinggian beberapa kaki setelah lepas landas, di mana burung-burung tengah terbang pada ketinggian sesuai.

“Angsa atau burung besar lainnya lebih berbahaya ketimbang burung yang kecil. Kecepatan dua benda itu sangat memengaruhi kondisi mesin pesawat. Mesin sangat rapuh atau rawan terhadap benturan terhadapnya,” kata Oderman.

Jika burung terlalu dekat dengan pipa saluran udara pada mesin, maka ibarat selang, burung itu akan terisap masuk ke dalamnya.

Dalam kasus di Sungai Hudson, kawanan burung itu merusak kedua mesin pesawat. Karena itu, bandar udara harus menjadi tempat yang tidak didatangi burung, misalnya dengan tidak menanam pohon di dekat lintasan pesawat. Hanya saja, kata Oderman, karena Bandara La Guardia berada dekat dengan sungai, maka banyak burung yang berada di dekat sumber air.

Jadi, demikianlah, burung memang bisa menjatuhkan pesawat.

> Untuk apa kita merasa bangga dengan kecanggihan teknologi, kalau ternyata seekor burung pun mampu meluluhlantakkan pesawat terbang yang besarnya ribuan kali lipat darinya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas orang-orang yang sombong.

Sumber: www.pikiran-rakyat.com (dan tambahan dari sumber lainnya).

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar