mau ngiklan disini? klik gambar ini..

Sabtu, 28 Juli 2012

Berbuka dengan yang Manis Itu Merusak Kesehatan Lo!

kurma


Berbukalah dengan yang manis, sering disampaikan, bahkan ada yang memandangnya ini sunnah Nabi. Namun banyak yang salah mengartikan. Akibatnya bukan sehat yang didapat.

Riwayat menyebutkan Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat. Jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.

Pertanyaannya samakah kurma dengan makanan yang manis-manis yang biasa disantap saat puasa? Pramono, ahli gizi dari Banjarmasin menegaskan ini tidak sama.

Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex carbohydrate). Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate).

"Pendapat umum buka harus makan dan minum yang manis seakan-akan adalah 'sunnah Nabi'. Sebenarnya tidak demikian. Bahkan sebenarnya berbuka puasa dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan," jelas Pramono.

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Nah, jika kita makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Sangat tidak sehat.

Kurma, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

Selain itu, kurma juga memiliki tekstur daging yang lembut dengan kandungan air dan gula yang tinggi. Ini membuat kurma cukup bersahabat dengan organ pencernaan saat berbuka puasa. Sebab, lambung membutuhkan makanan lembut setelah seharian tak tersentuh makanan.

Buah bernama latin dactylifera phoenix ini juga memiliki kandungan zat besi, dan asam folat, yang penting untuk pembentukan dan pertumbuhan sel darah merah. Sementara itu, kandungan vitamin, mineral, dan polifenol di dalamnya berperan sebagai antioksidan atau penangkal radikal bebas.

Buah asli dari Semenanjung Arab, Timur Tengah, dan Afrika Utara ini memiliki warna beragam, dari coklat terang hingga mendekati warna hitam. Bentuknya pun berbeda-beda, dari persegi panjang, bulat kecil, hingga berukuran besar dan panjang. Buah potensial ekspor itu umumnya berupa kurma kering.

Tak hanya mampu mengembalikan energi yang hilang secara cepat selama puasa, kurma juga memiliki kandungan fitokimia yang berperan aktif melakukan pencegahan penyakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.

> Admin blog: jadi, berbukalah dengan kurma bukan sekadar yang manis-manis saja, inilah yang sunnah!

Sumber: Tribunnews.com & Viva.co.id

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar