mau ngiklan disini? klik gambar ini..

Senin, 19 November 2012

[salahkata] Nama-Nama Rancu


Jadi, biar muncul nuansa islaminya, biasanya kan para ortu ngasih nama anaknya dengan kata-kata beraroma ke-arab-an gitu ya. Entah itu ngambil dari Al-Qur'an, nama para nabi, sahabat nabi dan lainnya. Bagus juga sih bisa nunjukin identitas agamanya. Apalagi nama itu kan juga doa ya, harusnya pilah-pilih dulu sebelum dipakai. Yang jelek dibuang yang bagus diambil begitu.

Cuma, kadang ortu sekedar aja ngambilnya nggak pakai neliti-neliti dulu, pokoknya bau-bau arab ya udah dipakai. Kayak nama Abu Bakar atau Salman Al Farisi, yang adalah nama-nama dari sahabat Rasul. Ya sah-sah aja sih dibikin nama buat buah hati, cuma...

Kalau Abu Bakar kan maknanya "bapaknya si Bakar (Bakar itu nama orang)", kayaknya kok kurang pas buat dipakai untuk nama anak ya.. karena dalam Islam sebuah nama yang diawali kata: Abu atau Ummu itu disebut nama kuniah, maksudnya bukan nama aslinya hanya alias saja. Jadi kalo di akta kelahiran tertulis ABU BAKAR sebagai nama si anak, ya rancu aja jadinya..

Yang hampir mirip sama ini adalah, Ibnu Jamil. Ini maknanya kebalikan dari Abu Bakar. Kalau Ibnu Jamil punya arti "anaknya si Jamil", masalahnya itu kalau bapaknya ternyata bernama Joko atau Ahmad, gimana itu? kan jadinya rancu yaa..

Yang lain, misal pakai nama Utsman bin Affan. Rancunya, karena ini nama anak dan bapak dijadikan satu buat nama satu orang. Itu artinya kan "Utsman anaknya Affan". Kalau ternyata bapaknya bernama Yunus gimana? Rancu. Jadinya di KTP entar ketulis Utsman bin Affan bin Yunus. Yunus posisinya sebagai kakeknya Utsman gitu, bukan bapaknya. Rancu kan? Banget.

Terus nama Salman Al Farisi, ini adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam yang mulia. Harapan ortu sih pastinya si anak bisa memperoleh kemuliaan seperti beliau. Cuma, kata Al Farisi itu sendiri kan maknanya nunjukkin nama daerah ya, yaitu Persia atau Iran.

Jadi kalau Salman Al Farisi itu artinya, Salman si orang dari Persia. Rancu aja sih kalau dipakai sama orang Indonesia. Bagusnya sih Salman Al Indunisiy gitu. Sama kayak Mu'adz Al Yamani juga, ini artinya si Mu'adz yang berasal dari negeri Yaman, nggak cocok dipakai orang kita. Kalau mau, ambil Mu'adz-nya buang Al Yamani-nya baru deh nggak rancu.

Contoh lagi, nama yang pakai awalan Abdul. Hati-hati loh karena salah pilih nama belakang bisa bermakna syirik. Abdul sendiri bermakna hamba. Jadi paling pas kalau disandingkan dengan nama atau sifat Allah, seperti: Abdul Hakim, Abdul Majid dll.

Kalau Abdul disandingkan dengan nama selain sifat dan nama Allah, bisa bahaya ini. Misal Abdul Muhammad, ini artinya hambanya Muhammad, jadi syirik. Apalagi kalau Abdus Syams, ini juga syirik karena bermakna hambanya matahari.

Cerita sedikit ya, ada seorang bapak minta dibikinin nama sama kyai, trus si kyai ngasih dua nama: Muflisin dan Miftahuddin. Qadarullah, si bapak itu milih yang Muflisin. Tau kan artinya muflisin? Orang-orang yang bangkrut! Wah, teganya pak kyai... Untung si bapak tadi mau diingetin, jadilah akhirnya yang dipakai nama Miftahuddin. Alhamdulillah..

Nah, kadang ortu juga asal comot kata aja dari bahasa lain buat nama anak. Mafia contohnya. Ini bener loh kejadian. Seorang punya anak wanita terus dinamai Siti Mafia, panggilannya Fia. Keren sih, tapi kita yang tahu arti mafia kan jadi geleng-geleng kecut yaa..

Makanya di era internet kayak sekarang ini bagusnya kita nggak gaptek, sebelum yakin mending search dulu lah apa sih arti dari nama buat anak kita itu. Atau baca yang ini aja dulu biar nggak keliru ngasih nama buah hati. Semoga bermanfaat yaa..

Ehh, kalau Hildan itu artinya apa ya??

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar