Hayo ngaku aja! Pasti kamu pernah salah mengartikan 7 kata di bawah ini. Yoi, dalam semangat mengampanyekan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, admin mau mengajak kamu semua untuk segera tobat dari penggunaan salah kata-kata berikut ini. Yok diulik!
1. ABSEN
“Absen” adalah kata kerja yang artinya tidak hadir. Kalau kita berkata, “Saya mau absen dulu” untuk menyampaikan maksud bahwa kita hendak mendaftarkan kehadiran kita, penggunaan kata “absen” jelas tidak tepat. Kalimat itu berarti saya berencana untuk bolos/tidak hadir. Sebaiknya katakan, “Saya mau mendaftarkan kehadiran.” Atau kalau mau lebih singkat: "Saya mau presensi dulu." Presensi artinya kehadiran.
2. ACUH
Di sebuah media, dalam satu beritanya yang berjudul "Acuhkan Permintaan Maaf Wakil PM, Pendemo Ngotot Terus Berunjuk Rasa" tulisan dimulai dengan kalimat, “Demonstran mengacuhkan permintaan maaf pemerintah” dengan maksud bahwa pendemo mencueki atau tidak memedulikan permintaan maaf tersebut.
Padahal, kata kerja “acuh” berarti peduli/mengindahkan. Kalimat itu seharusnya berbunyi: “Demonstran tidak mengacuhkan permintaan maaf pemerintah” yang artinya demonstran tidak memedulikan permintaan maaf pemerintah.
3. ABAI
Nah, kasus untuk kata “abai” ini kebalikan dari kasus “acuh” di atas. Kata kerja “mengabaikan” berarti tidak memedulikan, tidak mengindahkan. Kalau penggunaan kata “mengacuhkan” sering absen negasinya, penggunaan kata “mengabaikan” sering disertai kata depan “tidak” yang sebenarnya tidak diperlukan. Sebagai alternatif contoh kalimat di atas, kita bisa menggunakan kata “mengabaikan”: Demonstran mengabaikan permintaan maaf pemerintah.
4. GEMING
Ungkapan “diam tak bergeming” sering kita dengar, dan begitu seringnya sampai kita tidak sadar kalau ungkapan tersebut sebetulnya salah kaprah! “Geming” adalah kata kerja yang berarti tidak bergerak sedikit pun. Gunakan “bergeming” saja: "Meskipun pertunjukan itu berakhir gemilang, penonton tetap bergeming." Jangan salah lagi ya!
5. KASATMATA
Lebih bernilai daripada pesona lahiriah adalah keindahan yang kasat mata. Kalimat ini dalam maknanya. Tapi sayang, ada 2 kesalahan dalam penggunaan kata “kasatmata”. Yang pertama, perlu diketahui bahwa “kasatmata” adalah satu kata. Yang kedua, artinya adalah dapat [b[dilihat/konkret[/b], jadi untuk merujuk ke pengertian tidak tampak oleh mata kita harus menambahkan negasi “tidak”: Lebih bernilai daripada pesona lahiriah adalah keindahan yang tidak kasatmata.
6. SENONOH
“Senonoh” dalam KBBI berarti tidak terpuji. Jadi, jangan ikuti banyak media cetak yang masih sering menggunakan istilah “perbuatan tidak senonoh”. Cukup gunakan “perbuatan senonoh” untuk merujuk ke pengertian “perbuatan tidak terpuji”.
7. SERONOK
Ini dia kata yang sudah telanjur mendapatkan konotasi negatif dari pengguna bahasa Indonesia. Sejak kapan ya kata “seronok” ini jadi memiliki arti yang tidak menyenangkan? Kita melekatkan atribut “seronok” pada hal-hal yang mencolok mata, seperti pada penampilan dengan tata rias yang tebal, pakaian yang berwarna menyala dan terbuka, perhiasan yang terlalu ramai, dsb. Padahal, kata sifat ini berarti enak dilihat.
Contoh: “Selebriti itu berpenampilan seronok” berarti selebriti itu berpenampilan indah/enak dilihat.
Nah ayo dimulai dari sekarang kita mulai gunakan ketujuh kata di atas dengan benar untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman, dan juga sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bahasa ibu yang kita cintai ini! Masa kita orang Indonesia, salah nyebut bahasa Indonesia? Kan malu...
Ada yang bisa menambahkan kata-kata lain dalam bahasa Indonesia yang pengertiannya berkebalikan dari yang tertera di kamus? Monggo dishare di kolom komentar.
Sumber: Kaskus.co.id
Follow twitter @fadhlihsan untuk mendapatkan update artikel blog ini.
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar